Kekerasan yang terparah selama beberapa tahun terakhir di Israel dan Wilayah Palestina di Jalur Gaza telah merenggut banyak nyawa. Konflik terbuka ini pecah setelah rangkaian ketegangan yang memuncak selama satu bulan sebelumnya. Berikut ini rentetan kejadian yang mengarah kepada pertikaian kedua pihak.
Bentrokan pecah di Yerusalem Timur antara warga Palestina dan polisi Israel
Warga Palestina marah atas dipasangnya barikade di luar Gerbang Damaskus yang jadi pintu masuk ke Kota Lama Yerusalem sehingga menghalangi mereka untuk berkumpul di sana setelah salat di Masjid al-Aqsa pada malam pertama bulan suci Ramadan.
Ketidakpuasan warga Palestina sebelumnya telah muncul akibat Presiden Mahmoud Abbas menunda Pemilu yang telah direncanakan, pada akhirnya menyalahkan Israel atas pengaturan proses pemungutan suara bagi warga Palestina di Yerusalem Timur.
Hamas - kompetitor bagi kubu Presiden Abbas yang menguasai Gaza dan juga mencalonkan kandidatnya - marah atas penundaan Pemilu.
Kekerasan di sekitar Gerbang Damascus dan tempat-tempat lain di Yerusalem Timur terus berlanjut tiap malam.
Sejumlah roket ditembakkan dari Gaza ke wilayah Israel, yang dibalas dengan serangan udara setelah sekian lama berlangsung masa tenang antara Israel dan Palestina.
Bentrokan meluas ke Jaffa, yaitu kota pelabuhan yang bersebelahan dengan Tel Aviv dan banyak dihuni etnis Arab - Yahudi.
Di Yerusalem, kaum muda Yahudi, yang marah atas rentetan serangan warga Palestina terhadap orang Yahudi Ortodoks yang difilmkan dan dimuat ke aplikasi TikTok, menyerang orang Arab sekaligus meneriakkan slogan-slogan anti-Arab.
Ratusan pengikut ultra-nasionalis Yahudi berdemo sambil meneriakkan “Matilah Orang-orang Arab” ke arah Gerbang Damaskus untuk memprotes serangan orang Arab atas orang Yahudi. Bentrokan pun pecah di lokasi antara warga Palestina dan polisi yang berupaya memisahkan kedua kelompok. Puluhan orang luka-luka.
Kekerasan antara orang Arab dan Yahudi meluas ke wilayah-wilayah lain di Kota Yerusalem.
Kelompok militan menembakkan puluhan roket ke Israel dari Gaza, yang dibalas dengan serangan udara.
Faksi Fatah yang mendukung Presiden Mahmoud Abbas dan Hamas mengutuk ancaman penggusuran keluarga-keluarga Palestina dari rumah-rumah mereka di distrik Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur, oleh para pemukim Yahudi menjelang sidang pengadilan. Hamas menyerukan orang-orang Arab untuk membentuk “perisai perlawanan manusia” di sana.
Hari-hari berikutnya, polisi dan pendemo berulangkali bentrok di lokasi tersebut yang menjadi pusat pelampiasan kemarahan warga Palestina.
Militan di Gaza mulai mengirim balon pembakar ke Israel selama beberapa hari berturut-turut, menyebabkan puluhan kebakaran.
Dua pria bersenjata Palestina ditembak mati dan seorang lagi luka-luka setelah menembaki pasukan keamanan Israel di Tepi Barat bagian utara. Pihak berwenang Israel mengatakan kelompok bersenjata itu merencanakan “serangan besar” di Israel.
Malam kedua kekerasan di Yerusalem Timur berlangsung setelah puluhan ribu orang salat di masjid al-Aqsa pada malam Lailatul Qadr.
Polisi dan pendemo bentrok di Gerbang Damaskus. Polisi menggunakan meriam air, peluru karet, dan gas air mata menghadapi kerumunan warga Palestina, yang beberapa melempari batu.
Lebih dari 120 warga Palestina dan 17 polisi Israel luka-luka.
Mahkamah Agung Israel menunda sidang atas kasus Sheikh Jarrah setelah ada seruan penundaan karena meningkatnya kerusuhan. Ketegangan tetap tinggi dan rangkaian bentrokan tetap terjadi antara polisi Israel dan warga Palestina di Sheikh Jarrah dan Gerbang Damaskus.
Bentrokan pada dini hari pecah antara polisi dan warga Palestina di kompleks masjid al-Aqsa, di mana massa melemparkan batu dan polisi menembakkan granat kejut.
Kemarahan warga Palestina telah disulut oleh rencana pawai peringatan tahunan Hari Yerusalem yang dijadwalkan pada sore hari oleh ratusan kaum nasionalis Israel untuk merayakan perebutan Yerusalem Timur oleh Israel pada 1967
Pawai itu rencananya melewati kawasan yang mayoritas dihuni orang-orang Arab di Kota Lama dan ini dianggap warga Palestina sebagai provokasi yang disengaja. Akhirnya jalur pawai diubah, namun kekerasan tetap terjadi dengan melukai lebih dari 300 warga Palestina dan 21 polisi Israel di kompleks suci.
Hamas mengeluarkan ultimatum kepada Israel agar "menarik semua pasukannya dari masjid al-Aqsa dan Sheikh Jarrah pada pukul 18.00. Saat lewat tenggat waktu tanpa digubris Israel, sejumlah roket ditembakkan ke Yerusalem, kali pertama dalam bertahun-tahun terakhir.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Hamas sudah “kelewat batas” dan Israel membalasnya dengan serangan udara, menewaskan tiga anggota Hamas.
Saling balas tembakan roket dan serangan udara kian memuncak menjadi bentrokan paling dahsyat antara dua pihak sejak perang tahun 2014.